Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (kanan), Dirjen Perkeretapian Kementrian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko (kedua kanan), meninjau pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi di Desa Telumpanua, Kecamatan Tanete Riau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, 25 November 2015. (Antara/Sahrul Manda Tikupandang)
Jakarta - Di tengah lesunya perekonomian global, ekonomi Indonesia diyakin akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu seiring dengan terealisasinya pembangunan proyek infrastruktur satu per satu.
Seperti dikemukakan Head of Investment PT Aberdeen Asset Management, Bharat Joshi, banyak proyek infrastruktur mulai berjalan di tahun ini, sehingga dapat meningkatkan akselerasi pertumbuhan.
Selain itu, paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga mulai memberikan dampak yang positif, ujarnya.
"Kebijakan pemerintah tersebut makin mendorong infrastruktur dan akan memberikan multiplier effect terhadap pembangunan ekonomi nasional," kata Bharat di Jakarta, Selasa (26/1).
Satu hal yang menjadi catatan dia, terealisasinya proyek infrastruktur memberikan sentimen yang bagus kepada dunia usaha.
"Khususnya pada perusahaan konstruksi, perusahaan semen, perusahaan telekomunikasi dan perusahaan consumer," terang Bharat.
Sentimen tersebut, lanjut Bharat, akan terus meningkat seiring dengan adanya pemulihan permintaan atau daya beli.
Seperti dikemukakan Head of Investment PT Aberdeen Asset Management, Bharat Joshi, banyak proyek infrastruktur mulai berjalan di tahun ini, sehingga dapat meningkatkan akselerasi pertumbuhan.
Selain itu, paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga mulai memberikan dampak yang positif, ujarnya.
"Kebijakan pemerintah tersebut makin mendorong infrastruktur dan akan memberikan multiplier effect terhadap pembangunan ekonomi nasional," kata Bharat di Jakarta, Selasa (26/1).
Satu hal yang menjadi catatan dia, terealisasinya proyek infrastruktur memberikan sentimen yang bagus kepada dunia usaha.
"Khususnya pada perusahaan konstruksi, perusahaan semen, perusahaan telekomunikasi dan perusahaan consumer," terang Bharat.
Sentimen tersebut, lanjut Bharat, akan terus meningkat seiring dengan adanya pemulihan permintaan atau daya beli.
Indah Pujiastuti/HA
Majalah Investor
0 komentar:
Post a Comment