Kondisi trek di Sirkuit Sentul, Jawa Barat, pada foto tertanggal 1 Desember 2015. (Heru Andriyanto/ Beritasatu.com)
Jakarta - Setelah Sirkuit Sentul dipastikan batal sebagai tuan rumah MotoGP 2017, pemerintah pun memutuskan untuk membangun sirkuit baru dan mempertimbangkan beberapa alternatif lokasi.
Jumat (29/1) ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga akan memutuskan lokasi pembangunan sirkuit baru dari sedikitnya tiga alternatif yang ada.
Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S. Dewabroto dikutip Kantor Berita Antara mengatakan terdapat tiga lokasi yang sudah dipertimbangkan pemerintah, di antaranya adalah Jakarta, Palembang, dan satu lokasi di Jawa Barat yang belum bersedia dirilis Kemenpora.
Terpisah, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Ferry Mursyidan Baldan mengatakan lokasi sirkuit baru akan tetap di Jabodetabek, dengan luas lahan 15 hektare.
Ferry, yang juga menjabat Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), mengklaim bahwa pembangungan sirkuit tidak butuh waktu lama dan akan bisa beroperasi 2017-2018.
Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta sebetulnya dipertimbangkan Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Sirkuit Internasional Sentul, namun ada banyak kendala menghadang, salah satunya persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Terlepas dari lokasi, ambisi pemerintah untuk membangun sirkuit dengan klasifikasi Grade A standar Federasi Balap Sepeda Motor Internasional (FIM) dalam waktu kurang dari setahun bisa dibilang sebuah mission impossible.
Pada pertengahan Januari 2017 sirkuit baru ini harus sudah disertifikasi dan mendapat homologasi FIM jika Indonesia ingin masuk kalender MotoGP 2017.
Membangun sirkuit mungkin bisa cepat, tetapi membangun sirkuit sesuai standar keselamatan FIM dan kepentingan promosi-publikasi Dorna Sports bisa sangat lama.
Sebagai perbandingan, pada saat yang sama Finlandia juga sudah mengajukan proposal ke Dorna sebagai tuan rumah MotoGP dan telah memulai pembangunan sirkuit yang dirancang untuk mendapat Grade A standar FIM.
Sirkuit KymiRing di Helsinki dirancang oleh perusahaan pembuat trek balap Apex Circuit Design asal Buckinghamshire, Inggris. Jika mendapat Grade A dari Federasi Balap Sepeda Motor Internasional (FIM), sirkuit itu secara otomatis dinyatakan layak menjadi tuan rumah World Superbikes dan MotoGP.
Trek di Finlandia memiliki panjang 4,8 km dengan 15 tikungan.
Saran untuk Pemerintah
Saat ini, pembangunan sirkuit Finlandia dihentikan sementara karena musim dingin namun semuanya sesuai jadwal. Sementara di Indonesia, jangankan mulai membangun, lokasi sirkuitnya pun belum ditentukan.
Saran kita untuk pemerintah, apabila sirkuit baru ini dimaksudkan untuk mendapat sertifikasi Grade A, sebaiknya melibatkan perancang sirkuit kelas dunia yang hasil karyanya telah terbukti bisa masuk kalender MotoGP atau Formula 1.
Seandainya secara realistis target MotoGP 2017 sulit dicapai, perlu segera dilakukan perundingan ulang dengan Dorna untuk me-reschedule ke 2018 dengan anggaran multi-years yang lebih besar, sehingga sirkuit baru Indonesia nanti benar-benar kelas dunia dan bisa menjadi tuan rumah MotoGP-F1 sekaligus di tahun-tahun selanjutnya.
Persyaratan tuan rumah MotoGP bukan cuma soal sirkuit yang terkualifikasi, tetapi juga faktor penunjang seperti hotel-hotel untuk kru dan ribuan penonton dari puluhan negara; area parkir yang luas, tertutup dan aman bagi motorhomes (rumah berjalan) tim-tim peserta; area parkir penonton lokal; sarana transportasi massal standar internasional dari bandara/hotel ke sirkuit; dan rumah sakit internasional yang bisa dijangkau beberapa menit dari sirkuit.
Dalam hal ini, tak pelak pemerintah harus menjalin kerjasama dengan swasta. Misalnya, pengelola rumah sakit internasional yang memiliki beberapa helikopter medis untuk standby di sirkuit. Atau hotel-hotel berbintang yang sanggup melayani jasa antar jemput pengunjung asing dari dan ke sirkuit.
Terlalu banyak yang harus diputuskan dan dikerjakan jika waktu yang ada kurang dari satu tahun.
Tak perlu diragukan lagi, ambisi pemerintah menjadi tuan rumah MotoGP pasti mendapat dukungan luas bukan hanya dari penggemar olahraga ini, tetapi juga industri sepeda motor, perhotelan, pariwisata dan bidang terkait lainnya.
Perkara hal itu baru bisa terwujud di 2018, sebetulnya bukan masalah besar.
Yang penting persiapannya matang sehingga bisa mulus masuk kalender, daripada buru-buru tapi kemudian ditolak karena tak memenuhi syarat. Kalau begini justru namanya buang-buang uang dan waktu.
Dalam urusan ini, reputasi pemerintah dipertaruhkan bukan hanya di tingkat lokal, tapi juga di dunia internasional.



Jumat (29/1) ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga akan memutuskan lokasi pembangunan sirkuit baru dari sedikitnya tiga alternatif yang ada.
Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S. Dewabroto dikutip Kantor Berita Antara mengatakan terdapat tiga lokasi yang sudah dipertimbangkan pemerintah, di antaranya adalah Jakarta, Palembang, dan satu lokasi di Jawa Barat yang belum bersedia dirilis Kemenpora.
Terpisah, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Ferry Mursyidan Baldan mengatakan lokasi sirkuit baru akan tetap di Jabodetabek, dengan luas lahan 15 hektare.
Ferry, yang juga menjabat Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), mengklaim bahwa pembangungan sirkuit tidak butuh waktu lama dan akan bisa beroperasi 2017-2018.
Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta sebetulnya dipertimbangkan Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Sirkuit Internasional Sentul, namun ada banyak kendala menghadang, salah satunya persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Terlepas dari lokasi, ambisi pemerintah untuk membangun sirkuit dengan klasifikasi Grade A standar Federasi Balap Sepeda Motor Internasional (FIM) dalam waktu kurang dari setahun bisa dibilang sebuah mission impossible.
Pada pertengahan Januari 2017 sirkuit baru ini harus sudah disertifikasi dan mendapat homologasi FIM jika Indonesia ingin masuk kalender MotoGP 2017.
Membangun sirkuit mungkin bisa cepat, tetapi membangun sirkuit sesuai standar keselamatan FIM dan kepentingan promosi-publikasi Dorna Sports bisa sangat lama.
Sebagai perbandingan, pada saat yang sama Finlandia juga sudah mengajukan proposal ke Dorna sebagai tuan rumah MotoGP dan telah memulai pembangunan sirkuit yang dirancang untuk mendapat Grade A standar FIM.
Sirkuit KymiRing di Helsinki dirancang oleh perusahaan pembuat trek balap Apex Circuit Design asal Buckinghamshire, Inggris. Jika mendapat Grade A dari Federasi Balap Sepeda Motor Internasional (FIM), sirkuit itu secara otomatis dinyatakan layak menjadi tuan rumah World Superbikes dan MotoGP.
Trek di Finlandia memiliki panjang 4,8 km dengan 15 tikungan.
Saran untuk Pemerintah
Saat ini, pembangunan sirkuit Finlandia dihentikan sementara karena musim dingin namun semuanya sesuai jadwal. Sementara di Indonesia, jangankan mulai membangun, lokasi sirkuitnya pun belum ditentukan.
Saran kita untuk pemerintah, apabila sirkuit baru ini dimaksudkan untuk mendapat sertifikasi Grade A, sebaiknya melibatkan perancang sirkuit kelas dunia yang hasil karyanya telah terbukti bisa masuk kalender MotoGP atau Formula 1.
Seandainya secara realistis target MotoGP 2017 sulit dicapai, perlu segera dilakukan perundingan ulang dengan Dorna untuk me-reschedule ke 2018 dengan anggaran multi-years yang lebih besar, sehingga sirkuit baru Indonesia nanti benar-benar kelas dunia dan bisa menjadi tuan rumah MotoGP-F1 sekaligus di tahun-tahun selanjutnya.
Persyaratan tuan rumah MotoGP bukan cuma soal sirkuit yang terkualifikasi, tetapi juga faktor penunjang seperti hotel-hotel untuk kru dan ribuan penonton dari puluhan negara; area parkir yang luas, tertutup dan aman bagi motorhomes (rumah berjalan) tim-tim peserta; area parkir penonton lokal; sarana transportasi massal standar internasional dari bandara/hotel ke sirkuit; dan rumah sakit internasional yang bisa dijangkau beberapa menit dari sirkuit.
Dalam hal ini, tak pelak pemerintah harus menjalin kerjasama dengan swasta. Misalnya, pengelola rumah sakit internasional yang memiliki beberapa helikopter medis untuk standby di sirkuit. Atau hotel-hotel berbintang yang sanggup melayani jasa antar jemput pengunjung asing dari dan ke sirkuit.
Terlalu banyak yang harus diputuskan dan dikerjakan jika waktu yang ada kurang dari satu tahun.
Tak perlu diragukan lagi, ambisi pemerintah menjadi tuan rumah MotoGP pasti mendapat dukungan luas bukan hanya dari penggemar olahraga ini, tetapi juga industri sepeda motor, perhotelan, pariwisata dan bidang terkait lainnya.
Perkara hal itu baru bisa terwujud di 2018, sebetulnya bukan masalah besar.
Yang penting persiapannya matang sehingga bisa mulus masuk kalender, daripada buru-buru tapi kemudian ditolak karena tak memenuhi syarat. Kalau begini justru namanya buang-buang uang dan waktu.
Dalam urusan ini, reputasi pemerintah dipertaruhkan bukan hanya di tingkat lokal, tapi juga di dunia internasional.
Sirkuit Sepang, Malaysia
Sirkuit Phillip Island, Australia
Sirkuit Misano, San Marino
Heru Andriyanto/HA
BeritaSatu.com
0 komentar:
Post a Comment