
Mulai hari Senin (1/2/2016) mendatang, para peternak bisa menikmati harga jagung Rp 3.500-3.750/kg yang dijual melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Harga jagung ini lebih murah ketimbang saat ini yang mencapai Rp 6.000/kg.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR-Indonesia), Singgih Januratmoko berharap, dengan turunnya harga jagung untuk pakan ternak ini bisa menurunkan harga ayam.
"Harapannya dengan jagung turun ya (ayam) di kisaran Rp 18.000-21.000/ekor dan telur di kisaran Rp 18.000-20.000/kg," ujar Singgih saat dikutip hatree.net, Sabu (30/1/2016).
Sebelumnya, tingginya harga jagung yang digunakan untuk pakan ternak ayam menyebabkan harga ayam dari pemasok ikut tinggi mencapai Rp 35.000/ekor, dan bertahan cukup lama sejak Natal tahun 2015 lalu.
Untuk menyediakan jagung dengan harga murah tersebut, Bulog akan membeli pasokan jagung impor yang sempat tertahan arena tidak mendapat rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian. Bulog akan menjual kembali jagung impor tersebut ke peternak dengan harga yang ditetapkan.
"Bulog beli jagung yang kemarin ditahan, nanti semua dibagikan dan dijual ke peternak kisaran harga 3.500-3.750/kg,” ungkap.
Keputusan ini sudah ditetapkan oleh Menteri Perdagangan, Thomas Lembong saat menggelar rapat dengan Bulog dan Peternak ayam di Kantor Kementerian Perdagangan tadi malam. "Tadi malam sudah ada keputusan dari Kemendag, peternak bisa dapat jagung dari Bulog mulai Senin," kata Singgih.
Harga Ayam melambung naik
Melambungnya harga jagung hingga dua kali lipat lebih, jadi salah satu pemicu lonjakan harga daging ayam. Harga daging ayam di pasaran saat ini sudah menyentuh Rp 35.000/ekor.
Ketua Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (GPPI), Anton J. Supit mengungkapkan, larangan impor jagung di tengah kelangkaan pasokan jagung lokal akan membuat harga daging ayam semakin tidak terkendali.
Imbasnya, pemenuhan protein hewani semakin sulit, karena harga daging sapi juga semakin tak terjangkau masyarakat.
"Kita bertarung dalam dunia yang sudah globalisasi. Ada syarat-syarat agar kita bisa berkompetisi, bangsa yang katakan konsumsinya instant noodle (mi instan) bagaimana bisa bertarung mengungguli negara lain," ujar Anton, saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IV DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Dia mengungkapkan, sebelum melarang impor jagung, seharusnya perlu dilihat dampak luas pada masyarakat. Larangan impor secara tiba-tiba pun dinilai sangat mengganggu iklim usaha.
"Jangan lihat jagungnya. Tapi ini mengarah pada perunggasan dan akhirnya krisis pangan. Kita sadar APBN pada peranan pembangunan tak sampai 20%, makanya ini harus diisi swasta. Harusnya didukung agar penyedia protein hewani bisa murah dan didapat dengan mudah," tutupnya.
Sebagai informasi, Kementan menahan pasokan sekitar 670.000 ton jagung impor dengan alasan menjaga harga jagung di tingkat petani tidak jatuh ke level Rp 1.500/kg. Jagung impor ini tertahan di pelabuhan, gudang importir, dan kapal.
Jumlah jagung impor tersebut meliputi sebanyak 297.817 ton di atas kargo yang telah dibongkar muat namun disegel, 148.599 ton di atas kapal di pelabuhan dan sudah mendapat izin sandar dan bongkar, 140.470 ton di atas kapal di atas laut dengan telah memiliki izin sandar, dan 86.000 ton belum memiliki sama sekali izin yang masih berada di atas laut.
Sementara 6 pelabuhan yang jadi pintu masuk jagung impor adalah Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Cigading, Pelabuhan Tanjung Mas, Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pelabuhan Tanjung Priok.
0 komentar:
Post a Comment