Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat (dokumentasi)
Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat bependapat, peningkatan impor nonmigas golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar US$ 203,7 juta (11,27%) pada Desember 2015 sebagai pertanda positif bahwa investasi di Indonesia mulai bergairah. Kalau pun hingga tahun ini neraca perdagangan Indonesia masih negatif, karena peningkatan impor barang modal, menurut dia, itu tidak terlalu masalah.
“Kini memang kita saatnya bersakit-sakit dahulu. Tidak masalah kalau masih defisit karena banyak sektor membutuhkan pembelian mesin-mesin,” ujar Ade saat dihubungi Investor Daily, akhir pekan ini. Karena itu, ia menambahkan, agar tidak menimbulkan tekanan terhadap stabilitas fiskal, pemerintah tidak menargetkan penguatan rupiah yang terlalu tinggi, karena defisit transaksi berjalan memang biasanya menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Menurut Ade, upaya-upaya yang masih bisa dilakukan pemerintah tahun ini untuk mengurangi defisit transaksi berjalan adalah dengan meningkatkan ekspor nonkomoditas dan mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan asing. Dia memperkirakan, komoditas sulit diharapkan kontribusinya terhadap peneriamaan devisa sampai 2018 atau 2019.
“Untuk itu kita perlu melakukan negosiasi perjanjian perdagangan bebas denga Uni Eropa untuk mendongkrak kinerja ekspor dan memperbaiki infrastruktuk untuk mendukung sektor pariwisata. Dua itu yang masih masih bisa kita harapkan, saat komoditas sulit diandalkan,” ucap dia.
“Kini memang kita saatnya bersakit-sakit dahulu. Tidak masalah kalau masih defisit karena banyak sektor membutuhkan pembelian mesin-mesin,” ujar Ade saat dihubungi Investor Daily, akhir pekan ini. Karena itu, ia menambahkan, agar tidak menimbulkan tekanan terhadap stabilitas fiskal, pemerintah tidak menargetkan penguatan rupiah yang terlalu tinggi, karena defisit transaksi berjalan memang biasanya menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Menurut Ade, upaya-upaya yang masih bisa dilakukan pemerintah tahun ini untuk mengurangi defisit transaksi berjalan adalah dengan meningkatkan ekspor nonkomoditas dan mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan asing. Dia memperkirakan, komoditas sulit diharapkan kontribusinya terhadap peneriamaan devisa sampai 2018 atau 2019.
“Untuk itu kita perlu melakukan negosiasi perjanjian perdagangan bebas denga Uni Eropa untuk mendongkrak kinerja ekspor dan memperbaiki infrastruktuk untuk mendukung sektor pariwisata. Dua itu yang masih masih bisa kita harapkan, saat komoditas sulit diandalkan,” ucap dia.
Nasori/NAS
Investor Daily
0 komentar:
Post a Comment