Pemerintah dan manajemen Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) menyatakan bahwa kabar penutupan pabrik perusahaan yang diikuti dengan pemangkasan karyawan secara masif adalah tidak benar.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung membantah adanya penutupan pabrik yang dilakukan oleh PT Panasonic Lighting. Hal tersebut disampaikan Pramono setelah berkomunikasi dengan manajemen PT Panasonic Lighting.
"Kami sampaikan bahwa saya sudah berhubungan dengan manajemen Panasonic. Intinya mereka menyampaikan tidak benar ada penutupan melainkan relokasi," kata Pramono ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (3/2).
Pramono mengatakan keputusan relokasi diambil oleh perusahaan karena adanya penurunan kapasitas produksi. Penurunan kapasitas produksi, ujarnya, terjadi karena kondisi pasar.
Sehingga, pihak perusahaan memutuskan untuk melakukan perampingan dan merelokasi pabrik ke daerah lain. Lebih jauh, Pramono mengatakan saat ini hubungan pemerintah Indonesia dan Jepang masih berlangsung baik dan normal.
"Bahkan Jepang berkonsentrasi melakukan kerjasama di bidang energi dan perhubungan."
Terkait kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran, Pramono menjelaskan tidak ada pemecatan besar-besaran, melainkan rasionalisasi karena adanya persaingan usaha yang semakin tinggi.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iwbal mengatakan terdapat rencana PHK atas 2.500 karyawan dari PT Panasonic Lighting di Cikarang, Jawa Barat, dan Pasuruan di Jawa Timur serta PT Toshiba Indonesia di Cikarang.
Ribuan pekerja itu, kata Said, merupakan anggota KSPI. Mereka mengadu ke KSPI akan di PHK oleh PT Panasonic Lighting dan PT Toshiba.
Presiden Direktur PMI Itchiro Suganuma menjelaskan, Panasonic Indonesia melakukan penggabungan dua unit usaha (merger) yang terdiri dari tiga pabrik yang berada di Pasuruan Jawa Timur, Cileungsi Jawa Barat, dan Cikarang Jawa Barat.
“Penggabungan pabrik ini merupakan strategi Panasonic dalam mengantisipasi kemajuan teknologi dan perkembangan pasar terhadap produk lampu LED (Light emitting diode), sehingga lebih fokus pada produksi yang memberikan nilai tambah bagi industri,” katanya.
0 komentar:
Post a Comment